Rabu, 25 Juli 2012

PROLOG SEBUAH NOVEL (?)


Aku menyayangi seseorang.Walau ini bukan yang pertama.Namun rasanya berbeda.Seperti menghirup udara di ruang lain.Aku menyayangi seseorang.Ketika dia tersyenyum,lalu senyum itu untukku,rasanya di dunia sedang musim semi-bunga bermekaran seperti terlahir kembali.Dan (hanya) dunia yang mengerti.Aku menyayangi seseorang.Ketika dia melintas di depanku-dan aku sedang terbahak,makan,termenung,memegangi kepala dan posisi yang salah lainnya-dia hanya tersenyum,dan sekali lagi dunia mencatatnya dan dihatiku terjadi badai bunga.Kau (pasti) juga pernah merasakannya bukan? .Itu waktu pertama kupunya rasa yang kusebut sayang padanya.Kurasa diapun sudah tau bagaimana aku.Sangat terlihat di matanya.

Namun,(kurasa)dunia menjadi sangat gelap dan tak bernyawa,ketika aku mencoba tersenyum-walau itu (bukan) untuknya,sedang dia tidak lagi (tersenyum)seperti wajarnya,biasanya.Sayangnya aku tak punya indra ke 6 yang dapat mengerti perasaannya seutuhnya,walau dalam keseharianku kucoba memahaminya.

[Dan ketika sinarnya kembali].Aku bagaikan sedang me’refresh’ hidupku yang kosong.Kembalilah tersenyum,dear-walau terkadang itu bukan untukku.Aku selalu membutuhkan senyumnya.Di bangun tidurku,selalu aku semangat menunggu jam sekolah dan menunggu dia tersenyum.Entah yang kuharapkan selalu terjadi atau tidak.Tapi aku tidak berburuk sangka pada keadaan mendatang.Hidup memang selalu berotasi.Dan saat aku tak mendapat senyumnya,aku sadar bahwa “Hidup tak sepenuhnya berada di atas”.Terdengar menghibur diri’kan?.Tapi memang betul dan selalu betul.

Aku tak tahu sampai kapan aku akan menyukainya.Kuharap selamanya-tapi dia juga harus menyangiku,dan kurasa itu sudah dan sedang terjadi.Jika itu benar adanya,ingin sekali kusampaikan “jaga hatimu”.Aku terlalu takut dengan kata ‘kehilangan’.Aku khawatir dan aku sayang.Bukan berarti aku seperi orang tua yang lazimnya ‘over protective’.Ingin sekali ku mempertahankan apa yang saat ini kurasa.Dan (tentunya) aku sangat ingin dia tahu tanpa aku mengabarinya.Mungkin itu sudah terjadi.Namun aku sadar,di hidup ini-hidupnya-bukan hanya aku dan perasaannya yang merajai udaranya dan menjadi bahan pemikiran setiap detik.Namun tentunya juga aku ingin,mungkin sesekali dia (juga) merindukanku.Dan aku sangat (yakin) mengharapkan itu terjadi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar